Sumber: pixabay Resign dari pekerjaan saya setelah enam tahun bekerja adalah fase yang cukup membuat hidup saya goyang. Bayangkan saja, dari yang sebelumnya punya jadwal padat sejak pagi hingga malam dan wara-wiri dinas luar kota, tiba-tiba berubah 180 derajat. Euforia awal resign saya rasakan. Bangun siang, malas-malasan dan santai seharian, apalagi waktu itu anak saya baru satu. Tapi setelah tiga hari menjalani kehidupan semacam itu, hidup saya pun mulai terasa hampa.... Waktu melihat update -an status teman-teman kantor yang makan siang bareng atau datang ke event kantor di sosmed hati saya pun mencelos, i feel nothing . Hanya berkutat dengan urusan domestik dan anak, membuat saya merasa kurang berharga (saat itu). Padahal saat di rumah saya pun sibuk, tapi tetap saja saat itu saya merasa yang saya lakukan itu nothing. Saya pun mulai rewel. Ketebaklah siapa yang paling jadi sasaran kegalauan saya kalau bukan suami. Namun saya merasa Allah sangat baik, sedikit dem