![]() |
Sumber: ahmeddhulusi.org |
Sejak kecil saya sudah mencekoki kakak dengan buku. Saya sebut "mencekoki", karena pada awalnya kakak sama sekali tak tampak tertarik dengan buku. Namun saya tetap membelikannya buku. Selain boneka gurita berwarna pink yang bisa "bernyanyi" ketika ditarik salah satu tentakelnya, sebuah buku bantal tentang cinta orangtua menjadi salah satu mainan pertama yang saya berikan untuk kakak.
Saya sangat concern dengan menanamkan kecintaan anak-anak saya terhadap membaca. Karena bagi saya, membaca merupakan pintu awal saya untuk mengenal dunia, bahkan pintu awal saya untuk mengenal Allah swt.
Baca juga: Menumbuhkan Minat Baca Anak di Era Digital
Dalam wahyu pertama yang diturunkan pada Rasulullah saw, perintah pertama yang diberikan oleh Allah adalah membaca. "Iqra", begitu isi awal wahyu pertama yang diturunkan pada junjungan kita Nabi Muhammad saw.
Sayangnya kondisi ini justru berbanding terbalik dengan kondisi di Indonesia. Minat baca anak-anak di Indonesia menduduki peringkat dua! Tapi dari bawah... Heuheu... Menyedihkan banget enggak sih Moms.
Coba deh kita refleksi diri, berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk membaca dibandingkan dengan bermain gadget. Saya yakin mayoritas dari kita lebih banyak bermain gadget dibandingkan dengan membaca (kalau ini jadi self-tabok juga buat saya).
Padahal kegiatan membaca tidak hanya sekadar mentransfer ilmu dari buku ke otak kita loh Moms. Buku bisa menjadi cara untuk mengenalkan Si Kecil pada Allah.
MENGENALKAN ALLAH PADA SI KECIL DENGAN MEDIA BUKU
Buku-buku tentang islam untuk anak-anak itu buanyaaaak banget. Tapi sebatas pengetahuan saya, sedikit sekali yang bercerita tentang Allah. Salah satu buku favorit saya dan kakak yang bertemakan Allah adalah buku terbitan The Gang of Fur, yaitu Allah Selalu Ada Untukku dan Allah Ciptakan Tubuhku. Saya enggak jualan buku ini sih, hehe... Tapi saya mau cerita betapa buku ini membantu saya untuk mengenalkan Allah pada Kakak.
![]() |
Sumber: The Gang of Fur |
Bahasa buku ini sederhana dan apa yang dikisahkan di dalamnya juga dekat dengan kehidupan sehari-hari, jadi saya mudah mengaitkan apa yang diceritakan di buku ini dengan kehidupan kakak.
Sebetulnya Moms bisa gunakan buku lainnya untuk mengenalkan konsep Allah pada ananda sih, misalnya dengan buku tentang cuaca, Moms bisa jelaskan kalau yang menciptakan benda-benda yang ada di langit dan mengendalikan cuaca adalah Allah.
Selain melalui kisah penciptaan, mengenalkan Allah bisa melalui kisah-kisah teladan Rasul. Kalau membacakan kisah seperti ini biasanya saya tekankan pada kakak betapa Allah sangat istimewa (tentunya dengan bahasa yang sederhana). Itu mengapa Para Rasul amat taat dan membela apa yang diperintahkan oleh Allah. Karena Para Rasul sangat mencintai Allah. Allah telah memberikan kehidupan bagi alam semesta ini. Sebagai manusia yang juga diciptakan Allah, kakak patut berterima kasih karena telah diberikan kehidupan yang baik oleh Allah.
Buku dengan cerita sehari-hari juga bisa digunakan untuk mengenalkan konsep Allah pada ananda. Misalnya buku tentang anak yang pemberani. Kenapa anak tersebut berani? Karena ia yakin Allah selalu bersamanya dan menjaganya, itu kenapa ia tidak takut meskipun sendirian.
MENGKONKRETKAN KONSEP ABSTRAK
Salah satu tantangan mengenalkan konsep Allah pada ananda adalah karena perwujudan Allah yang kompleks. Bagi kita orang dewasa yang sudah bisa berpikir abstrak saja, mempelajari tentang konsep Allah tidak semudah itu, apalagi bagi anak-anak yang cara berpikirnya masih konkret (harus berwujud dan terlihat). Namun bukan berarti mengenalkan Allah pada anak-anak tidak bisa dilakukan, bisa banget malah menurut saya. Salah satunya (dan yang termudah menurut saya) adalah dengan menggunakan media buku.
Dengan berkisah, Moms bisa membantu ananda untuk mengenal Allah. Jangan lupa untuk mengaitkan segala yang Moms kisahkan dengan Allah. Tentunya dengan bahasa yang sesuai dengan usia anak. Semakin besar usia anak, akan semakin menantang dalam mengenalkan Allah pada ananda. Karena semakin besar, anak tentu akan semakin kritis pemikirannya. Di sinilah peran orangtua untuk memberikan pemahaman yang benar kepada anak.
Mengenalkan Allah pada anak penting untuk dilakukan sejak dini. Ibarat menanam sebuah pohon dari biji, setelah disemai ia butuh disiram dan dipupuki, begitu pula dengan keimanan di hati ananda. Jangan terburu-buru, rawat dengan sabar, sedikit demi sedikit cinta itu akan tumbuh dan terpatri di hati ananda (Insya Allah). Karena begitulah fitrah makhluk, ia tidak akan bisa jauh dari penciptanya.
Komentar
Posting Komentar
Hai! Terima kasih sudah membaca artikel ini. Silahkan tinggalkan komentar untuk saran dan masukan atau jika Moms menyukai tulisan ini. Mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar yah dan komentar Moms akan dimoderasi untuk kenyamanan pembaca blog ini. Salam! (^,^)