Langsung ke konten utama

MENGENALKAN ANGKA PADA SI PEMULA

Bebikinan hari ini heboh luar biasa! Entah kenapa si adik lagi nempel banget sama umminya. Jadi setiap selesai ngerjain satu langkah harus berhenti sejenak buat menenani main si putri kecil. Padahal ada abinya, lho ya... Kok enggak bosen sudah tiap hari main bareng ummi😂.

Kali ini mau bikin sesuatu yang simpel tapi bisa mengajarkan sesuatu yang baru buat si kakak. Sekarang kakak kan sudah mau empat tahun, jadi sedikit-sedikit sudah saya mulai kenalkan dengan angka dan huruf. Enggak ngoyo sih... Asal si kakak bisa mencocokan saja, sudah bagus banget menurut saya. Jadi inilah bebikinan kita kali ini!

Matching Number

Bahan-bahan:


Tutul botol air kemasan 10 buah
Potongan kardus bekas tebal (30 x 25 cm)
Potongan kardus bekas tipis (30 x 25 cm) 
Kertas berwarna (optional)
Spidol
Gunting
Cutter
Lem tembak
Lem kertas/double tape

Cara membuat:

  • Langkah pertama, potong bagian tutup botol air kemasan. Kalau saya, agak dilebihkan sekitar 2 mm agar nanti mudah saat memasangnya di papan kardus.
  • Lalu, cetak tutup botol di potongan kardus tebal. Ada baiknya disusun berurut ya Moms, karena akan lebih memudahkan si kecil nantinya.

  • Setelah dicetak, lubangi papan kardus sesuai dengan cetakan tutup botol tadi. Gunakan cutter dan gunting untuk memudahkan, hati-hati saat memotongnya ya Moms.

  • Setelah semua lingkaran dilubangi, masukan tutup botol di setiap lubangnya,kemudian lem bagian belakang papan, tepat di setiap sisi lingkaran tutup botol tujuannya adalah agar tutup botol enggak bergeser saat dimainkan.

  • Langkah berikutnya adalah memotong kertas berwarna dengan bentuk lingkaran. Langkah ini optional sih Moms, kalau mau di skip pun menurut saya enggak masalah. Tapi... Kalau ingin lebih menarik, silahkan dilakukan.

  • Setelah kertas berwarna dipotong, tempelkan pada setiap tutup botol, jangan lupa untuk menempelkan kertas berwarna yang sama di potongan kardus tipis yang akan digunakan sebagai penutup.
  • Lalu, tinggal satukan deh, bagian kardus tebal dan kardus tipis dengan menggunakan lem tembak.
  • Terakhir, tinggal tulisi angka pada tutup botol dan pada bagian dalam karton tipis dengan menggunakan spidol.

Selesai! Mudah sekali kan Moms? Cara memainkannya, si kecil tinggal mencocokan antara angka di tutup botol dengan angka yang tertera di dalam kardus tipis. Moms bisa membantu si kecil untuk lebih mengenal angka dengan menyebutkan nama setiap simbol angka. 


Untuk anak empat tahun ke bawah mah enggak usah terlalu ngoyo dengan mengenalkan angka. Mulai dari mengenalkan nama simbol saja dan menghitung benda secara sederhana. Hal yang terpenting adalah jadikan proses pengenalan ini tetap menyenangkan bagi si kecil. Selamat mencoba ya Moms!

Komentar

  1. Mommy keren nih, telaten nyo bebikinan😘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Positive Mom28 Januari 2019 09.59

      Punya banyak waktu mbak... Jadinya rajin bikin begini,hehe

      Hapus
  • Reyne Raea / Rey18 Januari 2019 00.49

    Ya ampuuunnn, saya minder seminder2nya kalau udah kayak gini hahaha
    Saya mah masuk dalam kategori emak gak kreatif plus malas pula hjahaha
    Ini aja anak saya ada tugas bikin mini diorama buat di sekolahnya, dan seketika mamak pucingggg, hadeehhh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Positive Mom28 Januari 2019 10.01

      Wkwkwk... Aku juga banyak liat2 pinterest sama IG-nya orang2 mbak... Lumayan dpt banyak inspirasi. Daripada beli, cuma dimainin sebentar, terus bosen,heuheu

      Hapus
  • Athiah Listyowati24 Januari 2019 17.34

    Rajiin euyy, semenjak anak anak kenal banyak hal lewat buku, jadinya malah slow banget ngenalin aneka huruf dan angka, yang penting selalu dimention dalam keseharian.

    Tapi kalau stimulasinya kayak Bunda, insyaAllah anak anak bakal leboh happy belajarnya ; )

    BalasHapus
    Balasan
    1. Positive Mom28 Januari 2019 10.02

      Iya... Enggak ngoyo juga sih. Toh, nanti pas masuk TK juga diajarin,hehe. Yang penting anaknya seneng, biar semangat jg belajar sambil main.... :)

      Hapus

Posting Komentar

Hai! Terima kasih sudah membaca artikel ini. Silahkan tinggalkan komentar untuk saran dan masukan atau jika Moms menyukai tulisan ini. Mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar yah dan komentar Moms akan dimoderasi untuk kenyamanan pembaca blog ini. Salam! (^,^)

Postingan populer dari blog ini

CARA MEMBUAT ECO ENZYME

Setelah berkomitmen untuk belajar gaya hidup hijau, keluarga kami mulai mengkonversi segala produk yang dapat merusak lingkungan, salah satunya adalah sabun. Setelah berhasil membuat sabun lerak, saya pun penasaran membuat jenis sabun lainnya. Kali ini sedikit lebih ekstrem, saya membuatnya dari sampah organik rumah tangga. Dari sampah bisa jadi bahan pembersih? Masa sih? Bisa saja.  Baca juga:  MENCUCI DENGAN SABUN LERAK Dikembangkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong, eco enzyme atau cairan organik dari olahan sampah organik rumah tangga bisa dibuat sebagai bahan pembersih. Apa itu eco enzyme? Eco enzyme adalah hasil olahan limbah dapur yang difermentasi dengan menggunakan gula. Limbah dapur dapat berupa ampas buah dan sayuran. Gula yang digunakan pun bisa gula apa saja, seperti gula tebu, aren, brown sugar,dll). Saya pribadi belum berani bikin dari ampas dapur yang aneh-aneh. Saya buat dari kulit buah jeruk dan apel. Agar hasil eco enzyme-nya wangi,hehe. Cara membuat eco

MENGATASI DERMATITIS ATOPIK PADA ORANG DEWASA

Moms yang punya anak bayi mungkin sudah familiar dengan istilah Dermatitis Atopik atau Eczema. Dermatitis atopik adalah kondisi kulit kronis yang menyebabkan serangan gatal-gatal yang kemudian menyebabkan kulit menjadi kering keabuan dan pecah hingga berdarah. Kondisi dermatitis atopik ini umumnya muncul pada bayi dan menghilang seiring dengan pertambahan usia anak. Tapi, tahukah, Moms, kalau ternyata dermatitis atopik juga dapat menyerang orang dewasa? Itulah yang terjadi pada saya, riwayat alergi dan asma yang menurun dari si mamah membuat saya menderita penyakit kulit ini.  dermatitis atopik pada orang dewasa biasanya muncul pada rentang usia 20-30an. Awalnya kulit saya biasa saja. Namun, sekitar tahun 2016, muncul beberapa lenting kecil di jari manis yang kemudian menyebar di seluruh tangan kiri. Lenting atau benjol kecil iti biasanya pecah atau mengering sendiri menjadi kulit yang terkelupas. Tak jarang, kulit terkelupas ini juga meninggalkan luka yang sampai berdarah.

BERKUNJUNG KE KEBUN RAYA BOGOR DI TENGAH PANDEMI

Sejak corona merebak, praktis selama nyaris lima bulan, kami betul-betul di rumah saja. Pergi ke minimarket pun bisa dihitung pakai jari satu tangan. Saya yang biasanya lebih suka di rumah, bahkan sudah mulai jengah. Indikatornya terlihat ketika saya gampang banget marah-marah. Si sulung juga mulai rungsing, pasalnya saya enggak izinkan ia untuk main sepeda sama teman-temannya. Bukan apa-apa, anak-anak masih sangat teledor menjaga kebersihan. Pernah sekali saya izinkan si sulung dan si tengah untuk main bareng teman-temannya. Baru beberapa menit keluar, maskernya sudah entah kemana. Saya dan suami memang berencana untuk mengajak anak-anak untuk berwisata ke Kebun Raya Bogor. Pertimbangannya karena lokasi yang dekat dengan rumah ditambah ruang terbuka yang kami asumsikan lebih aman untuk menjaga diri dari paparan corona. Itu pun maju mundur. Baru berniat pergi di awal minggu, tiba-tiba lihat di media kasus corona bertambah lebih dari seribu. Ciut saya tuh ... daripada