Sudah sebulan lebih ini keluarga kami beralih ke eco cleanser. Mulai dari cuci baju, cuci piring sampai membersihkan kamar mandi saya menggunakan sabun lerak. Bagi yang belum tahu, lerak atau buah klerek adalah buah yang sering digunakan untuk keperluan mencuci, biasanya untuk mencuci batik. Selain memberi daya bersih yang baik, lerak juga ramah lingkungan.
Sebelum saya beralih ke sabun dari buah lerak, sebebarnya saya sudah biasa menggunakan sabun lerak cair yang umum dijual di pasaran. Tapi, saya baru tahu, kalau sabun lerak cair seperti itu ternyata enggak sepenuhnya alami dan masih merusak lingkungan. Akhirnya, saya pun membuat sabun lerak sendiri. Berbekal browsing sana sini dan belajar dari Rumbel IP Bogor, Bogoggreen.
 |
Penampakan buah lerak atau klerek |
Namun, ternyata berpindah haluan menjalani kehidupan yang lebih "hijau" itu susah-susah gampang. Sejak awal meniatkan untuk bikin sabun lerak, saya sudah menghadapi tantangan. Mencari buahnya itu, lho, susah juga ternyata. Saya kontak teman dI Bogor yang jualan sayur organik, ternyata lagi enggak ada stok. Cari-cari online, dapat dengan harga yang murah, sekitar 30-40 ribu, tapi ongkirnya mahal banget😅😅. Akhirnya cari alternatif lain dan dapatlah di salah satu toko online yang lokasinya di Jakarta. Harganya memang lebih mahal (50 ribu/kilo) tapi ongkirnya jauh lebih murah dan kalau dihitung jadi sama saja. Saya pilih investasi waktu saja deh... Kalau mengirimnya dari Jakarta, paling lama dua hari juga sampai.
Cara Membuat Sabun Lerak
Kenap saya pilih investasi waktu? Karena membuat sabun lerak ini cukup makan waktu. Paling cepat baru bisa digunakan setelah dua hari direndam. Itu pun nantinya harus dipencet-pencet untuk mengeluarkan getah busanya. Berhubung saya ingin penggunaan yang lebih praktis, saya memilih untuk merebus lerak terlebih dahulu. Agar nantinya tinggal saya gunakan sewaktu butuh.
 |
Akunya mbak @flysophia |
Saya ikuti cara di akun instagram mbak @flysophia. Kalau ada yang mau belajar tentang gaya hidup hijau, bisa mampir ke akun beliau. Filing-nya rapi banget, jadi memudahkan Moms yang ingin belajar
Untuk penggunaan selama satu minggu, Moms membutuhkan 40 buah lerak dan 4 liter air (2 liter untuk 20 lerak). Lerak direndam selama dua hari, kemudian di rebus. Sebelum direbus, pisahkan dulu buahnya, lalu didihkan air rendaman. Setelah itu, baru masukan buah lerak yang telah direndam tadi dan rebus selama 15-20 menit. Diamkan selama delapan jam, lerak pun siap digunakan.
 |
Lerak direndam dua hari, lalu direbus dan didiamkan selama 8 jam sebelum siap digunakan. |
Penggunaan sabun lerak bisa untuk apapun. Kalau saya, untuk cuci piring, cuci baju dan menyikat kamar mandi. Sebenarnya bisa juga untuk mengepel lantai, tapi saya belum coba sih...
 |
Bentuk sabun lerak yang sudah siap digunakan |
Kesan Menggunakan Sabun Lerak
Seperti sabun pada umumnya, sabun lerak juga memiliki daya bersih yang cukup baik. Walaupun busanya enggak banyak, tapi hasil cucinya tetal kesat. Saya paling suka hasil cuci pakaian. Bersih deh... Bahkan untuk kemeja paksu yang leher dan lengannya kotor, bisa bersih. Selain itu juga ada wangi samar setelah dicuci. Tapi saat kering, biasanya wanginya hilang jadi enggak ada bau apa-apa.
 |
Saat mencuci baju dengan mesin, masukan pula 10-20 buah lerak di dalam kantung atau kaos kaki. Sabun lerak juga menghasilkan busa yang banyak, hanya saat dimasukan pakaian biasanya busa akan menghilang. |
Untuk cuci piring, menurut saya penggunaanya harus agak ekstra. Apalagi untuk bekas minyak dan lemak. Tapi hasil akhirnya tetap kesat sih, asal kita cukup effort juga dalam menggosoknya. Karena enggak wangi, paksu sempat protes. Akhirnya, saya tambahkan kulit jeruk lemon untuk menambah keharuman. Ternyata, selain lebih harum, pakai jeruk lemon juga memudahkan dalam menbersihkan bekas lemak dan minyak.
 |
Hasil menyikat kamar mandi dengan sabun lerak |
Apa Akan Terus Pakai Sabun Lerak?
Of course! Walaupun cukup effort, tapi menurut saya ini setimpal dengan hasil yang akan diperoleh. Tahukah Moms, kalau limbah sabun cuci atau yang disebut dengan greywater mengandung senyawa bernama Volatile Organic Compounds (VOC) yang bukan hanya berbahaya, tapi juga merusak saluran air. Di dalam detergen juga terdapat bahan-bahan berbahaya seperti petrokimia dan fosfat, serta Nonylphenol ethoxylates (NPE) yang merupakan salah satu ancaman utama bagi kehidupan laut. Bahkan pembersih kamar mandi itu masuk dalam kategori racun B3 alias Bahan Berbahaya dan Beracun. Bayangkan kalau air yang biasa kita konsumsi tercemar bahan-bahan tersebut. Kasihan kan anak cucu kita kelak, mereka enggak bisa menikmati air yang bersih dan berkualitas.
 |
Menjaga bumi demi kelangsungan hidup yang lebih baik bagi anak cucu kita. |
Satu-satunya kelemahan sabun ini hanya butuh sedikit effort. Karena harus menunggu dan membuat terlebih dahulu. Namun, hasilnya enggak berbeda dengan sabun kimia. Saya sudah mencobanya, bagaimana dengan Moms?
Jika langkah kecil tidak pernah dibuat, bagaimana mau membuat langkah yang lebih besar? Menjaga bumi mulai dari hal sederhana dan diri sendiri. Jika semua orang mau bergerak membuat perubahan, tentu bumi akan jadi tempat yang nyaman untuk ditinggali.
wahh salut banget dengan usaha untuk beralih ke eco, mbak.
BalasHapusjujur aku baru tau ada buah ini. next time aku mau cobain untuk cuci baju ahhh. Karena bisa membantu membersihkan kotoran di baju seragam anak2. Terima kasih untuk sharingnya, mbak :)
Sama2 mbak... Buah ini banyak tumbuh di Jawa mbak. Saya jg belinya via online karena agak susah cari di Bogor,hehe
HapusIh mbak keren sekali masya Alloh. Untuk cuci baju ada takarannya atau kira-kira aja mbak?
BalasHapusUntuk cuci sekitar 20-25 pakaian dewasa, saya pakai sekitar 250 ml Moms. Kalau air, saya pasrahkan pada mesin cuci otomatis,hehehe
Hapus