Langsung ke konten utama

CARA MEMOTIVASI ANAK AGAR BERDAYA

Sumber: pexel
"Mi, ini gimana caranya?"
"Diputar, Nak. Sisi yang satunya dipegang supaya enggak bergeser"
"Enggak bisa, ummi aja yang bukain"
"Ayo, dicoba dulu. Kakak bisa kok!"
"Enggak bisa, ummi aja"

Situasi demikian kerap saya temui ketika sedang bersama kakak. Beberapa kali ia menemui kesulitan saat menghadapi sesuatu dan secepat itu pula ia menyerah dan minta pertolongan saya. Sewajarnya, anak seusia kakak memang masih mengalami fase transisi antara bayi yang sangat bergantung menjadi seorang anak yang lebih mandiri. Mungkin sebagian Moms juga mengalaminya. Moms juga mungkin merasa khawatir dengan kemandirian si kecil dan bingung bagaimana cara memotivasi anak agar lebih mandiri.


Sejak kakak berusia dua tahun, saya mulai mengajarkan kakak kemandirian. Beberapa hal kini bisa si kakak lakukan sendiri, tapi tak jarang, banyak hal yang sebetulnya sudah bisa ia lakukan tapi tetap meminta bantuan pada saya dan suami.

Sebab Anak Meminta Bantuan

Anak terkadang meminta bantuan untuk mencari perhatian orang tuanya. Mungkin kita terlalu sibuk atau fokus pada hal yang sedang kita kerjakan hingga tak sengaja abai pada si kecil. Salah satu senjata pamungkas si kecil untuk mendapatkan perhatian orang tuanya adalah dengan meminta tolong. Dengan begitu, Moms akan berhenti dari apa yang Anda kerjakan untuk membantu si kecil.

Makan adalah salah satu lifeskill yang sudah dikuasai kakak. Namun, tak jarang si kakak masih suka minta disuapi oleh saya

Selain meminta bantuan karena ingin mencari perhatian, ada juga anak yang sering kali meminta bantuan karena memang merasa dirinya kurang mampu. Hal ini bisa diperhatikan dari bagaimana ia memecahkan masalah, seringnya merasa frustrasi ketika menghadapi hambatan dan mudah menyerah. Tipe anak seperti ini tentu memerlukan dorongan lebih dari orang tuanya agar ia merasa berdaya.

Mendorong Anak Agar Ia Merasa Berdaya

Beberapa cara memotivasi anak bisa Moms lakukan untuk memberikan dorongan lebih pada ananda agar ia merasa lebih berdaya, seperti:
  • Membantu anak menemukan passion-nya. Anak masih perlu dibimbing untuk dapat menemukan bakat dan minatnya. Moms dapat menemukan kekuatan anak dengan mengamati kesehariannya. Arahkan anada ke aktivitas-aktivitas yang menjadi minat dan kesukaannnya. Saat anak merasa menguasai apa yang dilakukannya, ia akan merasa lebih percaya diri.
Kakak itu suka sekali main lego brick, kalau main lego kakak bisa tahan berjam-jam meskipun main sendiri berbeda dengan pemainan lain yang ia belum terlalu menguasai

  • Membantu anak menetapkan tujuan. Saat anak memiliki tujuan dalam melakukan sesuatu, ia akan lebih terarah dan dapat menentukan langkah-langkah aktivitas yang akan dilakukan. Bantu anak untuk membuat tujuan, dengan menggali keinginan anak tersebut. Misalnya, "kakak kalau bisa buka stoples permennya, nanti kakak bisa ambil permen di dalamnya" dan sebagainya. Membantua anak menetapkam tujuan juga dapat dilakukan dengan membuat tujuan bersama dengan anak. Misalnya Moms dan si kecil akan pergi liburan bersama jika ia tak ngompol lagi.
  • Mendorong anak untuk berpikir mandiri. Salah satu cara agar anak dapat berpikir secara mandiri adalah dengan memberikannya pilihan-pilihan dan membiarkan anak untuk mengambil keputusan sendiri. Misalnya saat memilih menu makan di restoran atau baju apa yang hendak dikenakan. Menanyakan pendapat anak, penting untuk mengasah kemampuan berpikir dan mengambil keputusan.
  • Membiarkan anak bekerja mandiri. Anak adalah makhluk pembelajar yang pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu yang besar dan semangat untuk mencoba. Jangan patahkan semangat anak tersebut dengan membantunya melakukan berbagai macam hal. Beri ruang pada si kecil agar ia mampu mengurus dirinya sendiri, misalnya dengan membiarkan anak makan dan pakai baju sendiri. Dengan begitu, anak akan memiliki rasa bangga akan hasil kerjanya. Ketika ia berhasil, rasa percaya dirinya pun akan semakin tumbuh.
Membiarkan kakak mengancing baju sendiri meskipun hasilnya tidak sempurna
  • Beri kendali pada anak. Sesekali Moms bisa memberikan kendali pada si kecil. Misalnya ketika adik berdiri terlalu dekat dengan TV, lalu saya meminta kakak untuk menyuruh atau memanggil adiknya agar mundur atau saya meminta kakak memilihkan baju yang akan saya pakai bepergian. Menberi kendali pada anak menunbuhkan perasaan mampu bertanggung jawab dan menyelesaikan masalah bagi si kecil.
  • Ajak anak untuk merefleksikan usahanya. Daripada langsung memberikan anak reward, lebih baik ajak anak untuk merefleksikan usaha yang telah dilakukannya. Meskipun berujung gagal, apresiasi setiap usaha anak dan tentu saja ajak anak untuk mengapresiasi usahanya pula. Dengan begitu, anak akan lebih menghargai proses daripada sekadar hasil yang ia capai.

Cara memotivasi anak perlu menyesuaikan dengan karater masing-masing anak. Sesuaikan gaya komunikasi dan hindari untuk terlalu menekan anak yang justru membuat anak semakin takut dan menarik diri. Sebelum membentuk mindset kemandirian pada anak, pastikan Moms pun telah memiliki mindset bahwa ananda adalah makhluk berdaya yang mampu untuk melakukan berbagai hal secara mandiri.



Komentar

  1. Wah si kakak pinter, sdh bisa kancing baju sendiri. Kece. Dikau jg kece mak, sdh mengajarkan kemandirian di usia anak 2 thun. Aku blm sanggup soalnya pas anakq usia segitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwk... Ini juga harus penuh kesabaran mbak>.<

      Hapus
  • lendyagasshi3 Februari 2019 12.54

    Hoohoo~
    Iya niih... Sering maksain ke anak untuk bisa sesuatu yang baru.

    Tapi karena memiliki anak berjarak dekat, adiknya alhamdulillah jadi lebih cepat bisa.
    Selalu ada hikmah di balik kejadian yaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ya... Betul... Saya juga merasa si adik lebih cepat bisa sesuatu. Mungkin karena dia observasi kakaknya ya...

      Hapus
  • Aprilely Ajeng Fitriana3 Februari 2019 13.28

    emang harus dipush supaya dia coba sendiri ya bun. biar anak juga belajar mandiri.
    kadang saya suka gemes sama mama-mama yang mudah sekali menawarkan bantuan. sebetulnya anaknya bisa, tapi dibantuuu terus. kenapa nggak diajari aja caranya? lama ya biar, kan belajar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya... Sayang sebetulnya. Karena anak tuh kan punya sense of curious sebetulnya. Kalau terus-terusan dibantu, nanti semangat belajarnya bisa padam... :(

      Hapus
  • lailyfitrianimenulis7 Februari 2019 15.01

    Betul Mbak, anak perlu diberi ruang untuk melakukan semua pekerjaannya sendiri tentunya dengan pengawasan ortu juga akan mandiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju... Anak tetap butuh pengawasan. Mereka dibiarkan untuk bereksplorasi tapi jangan sampai membahayakan diri

      Hapus
  • Jane Reggievia7 Februari 2019 15.54

    Aku juga senang ngajarin kemandirian pada anak, meski masih suka gemesss kalo ngerjainnya lama khususnya waktu lagi makan. Bilangnya mau makan sendiri, tapi bengongnya juga lamaaaa. Kalo gak diingetin itu sendok dipegang aja. Mana kalo lagi buru2 mama kan jadi gregetan ya 😂 thank youu Mba untuk sharing-nya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwk... Kok sama sih anak kita mbak? Memang kunci buat orang tua itu sabaaaar,hehe

      Hapus

Posting Komentar

Hai! Terima kasih sudah membaca artikel ini. Silahkan tinggalkan komentar untuk saran dan masukan atau jika Moms menyukai tulisan ini. Mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar yah dan komentar Moms akan dimoderasi untuk kenyamanan pembaca blog ini. Salam! (^,^)

Postingan populer dari blog ini

CARA MEMBUAT ECO ENZYME

Setelah berkomitmen untuk belajar gaya hidup hijau, keluarga kami mulai mengkonversi segala produk yang dapat merusak lingkungan, salah satunya adalah sabun. Setelah berhasil membuat sabun lerak, saya pun penasaran membuat jenis sabun lainnya. Kali ini sedikit lebih ekstrem, saya membuatnya dari sampah organik rumah tangga. Dari sampah bisa jadi bahan pembersih? Masa sih? Bisa saja.  Baca juga:  MENCUCI DENGAN SABUN LERAK Dikembangkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong, eco enzyme atau cairan organik dari olahan sampah organik rumah tangga bisa dibuat sebagai bahan pembersih. Apa itu eco enzyme? Eco enzyme adalah hasil olahan limbah dapur yang difermentasi dengan menggunakan gula. Limbah dapur dapat berupa ampas buah dan sayuran. Gula yang digunakan pun bisa gula apa saja, seperti gula tebu, aren, brown sugar,dll). Saya pribadi belum berani bikin dari ampas dapur yang aneh-aneh. Saya buat dari kulit buah jeruk dan apel. Agar hasil eco enzyme-nya wangi,hehe. Cara membuat eco

MENGATASI DERMATITIS ATOPIK PADA ORANG DEWASA

Moms yang punya anak bayi mungkin sudah familiar dengan istilah Dermatitis Atopik atau Eczema. Dermatitis atopik adalah kondisi kulit kronis yang menyebabkan serangan gatal-gatal yang kemudian menyebabkan kulit menjadi kering keabuan dan pecah hingga berdarah. Kondisi dermatitis atopik ini umumnya muncul pada bayi dan menghilang seiring dengan pertambahan usia anak. Tapi, tahukah, Moms, kalau ternyata dermatitis atopik juga dapat menyerang orang dewasa? Itulah yang terjadi pada saya, riwayat alergi dan asma yang menurun dari si mamah membuat saya menderita penyakit kulit ini.  dermatitis atopik pada orang dewasa biasanya muncul pada rentang usia 20-30an. Awalnya kulit saya biasa saja. Namun, sekitar tahun 2016, muncul beberapa lenting kecil di jari manis yang kemudian menyebar di seluruh tangan kiri. Lenting atau benjol kecil iti biasanya pecah atau mengering sendiri menjadi kulit yang terkelupas. Tak jarang, kulit terkelupas ini juga meninggalkan luka yang sampai berdarah.

MELATIH INDERA SI KECIL DENGAN SENSORY BOARD

Kalau kemarin buat mainan kardus buat si kakak. Minggu ini, giliran si adik yang saya buatkan mainan. Kali ini saya ingin membuatkan si adik permainan untuk menstimulasi indera. Saya membuat sensory board sederhana dari bahan-bahan bekas. Tahukah Moms permainan sensory memberikan banyak manfaat untuk si kecil? Bermain sensory board bisa memberikan banyak manfaat untuk si kecil, diantaranya: Membantu si kecil memahami lingkungannya. Mendorong kemampuan kognitif dan problem solving Mengembangkan daya kreatifitas Melatih motorik  Masih banyak manfaat yang bisa diperoleh si kecil dari stimulus indera. Karena indera ibarat pintu gerbang bagi otak si kecil untuk menerima berbagai stimulus dari lingkungannya. Oke, sebelum kita mulai membuat sensory board sederhana, siapkan bahan-bahan dulu yuk Moms! Bahan-bahan: Kardus bekas Kertas bekas Kain perca (saya menggunakan kain dari celana bekas kakak yang sudah robek) Plastik pembungkus bekas Spidol warna-wa