
Sebagian besar ibu biasanya ingin merasakan melahirkan secara normal dengan proses yang mudah dan lancar. Namun, terkadang kondisi medis tertentu mengharuskan ibu untuk menjalani proses melahirkan caesar. Itu pun yang terjadi pada saya saat melahirkan si bungsu.
Mulas sudah datang sejak awal minggu, tetapi pembukaan tak kunjung terjadi. Dokter menawarkan opsi induksi. Berhubung saat persalinan kedua putri saya sebelumnya, saya diinduksi, saya pun menyetujui saran dokter. Melakukan proses induksi bukan tanpa risiko. Dari beberapa literatur yang pernah saya baca, induksi enggak menjamin 100% keberhasilan bisa melahirkan normal.
Penyebab Gagal Induksi Persalinan
Penyebab gagal induksi persalinan dapat terjadi baik dari sisi ibu maupun bayi. Beberapa penyebab dari sisi ibu diantaranya, kelelahan, kondisi emosional yang enggak memungkinkan, kelainan kontraksi sehingga bayi sulit keluar, kelainan jalan lahir dan infeksi cairan ketuban. Saya sendiri belum pernah merasakan kontraksi normal tanpa bantuan induksi, tetapi konon kata orang yang sudah merasakan keduanya, kontrasi yang disebabkan oleh induksi jauh lebih sakit daripada kontraksi normal.
Itu kenapa, melakukan proses induksi harus dilakukan pemantauan yang intens dari dokter. Untuk kasus saya, penyebab gagal induksi justru disebabkan oleh kondisi bayi, yaitu kondisi detak jantung bayi yang enggak memungkinkan untuk terus dilakukan proses induksi. Khawatir janin mengalami fetal distress, akhirnya opsi operasi caesar pun dilakukan.
Pengalaman Proses Melahirkan Caesar
Proses melahirkan caesar yang saya lakukan sama sekali di luar rencana. Setelah induksi selama dua hari, kemajuan pembukaan saya enggak menunjukan perkembangan berarti. Maju sih... tapi sedikit-sedikit. Sampai waktu ashar tanggal 28 Februari, semuanya masih lancar-lancar saja. Selepas magrib, bidan yang bertugas memeriksa detak jantung bayi saya memeriksa melalui CTG atau Cardiotocography.
Jantung si bungsu ternyata sudah di atas rata-rata normal. Saya lupa satuannya apa, tapi normalnya detak jantung bayi dalam kandungan antara , tetapi hasil pengukuran detak jantung bayi saya sampai 187. Kondisi tersebut konstan hingga dokter memutuskan melepas infus induksi dan memberi saya bantuan oksigen. Akhirnya, dokter kandungan saya menyarankan untuk menempuh proses melahirkan caesar.
Berkaca pada kejadian saat melahirkan anak pertama, kami memutuskan untuk mengikuti saran dokter untuk menjalani proses melahirkan caesar. Kapan-kapan saya ceritakan detil deh proses melahirkan penuh drama saya waktu melahirkan si sulung. Intinya dalam kondisi tersebut, memang pilihan operasi caesar jauh lebih baik dibanding memaksakan diri untuk melahirkan normal.
Apa yang Mungkin Terjadi Jika Saya Tidak Menjalani Proses Melahirkan Caesar?
Dalam kondisi saya kemarin, kemungkin terburuk adalah bayi saya bisa mengalami gawat janin atau fetal distress. Apa itu? Gawat janin adalah kondisi yang menandakan janin mengalami kekurangan oksigen selama masa kehamilan atau saat persalinan. Kondisi gawat janin dapat berakibat mulai dari perkembangan janin terganggu sampai kematian bayi. Untuk beberapa kondisi ada yang disertai dengan terhirupnya mekonium atau yang lebih dikenal dengan keracunan ketuban. Jika hal ini terjadi, jalan napas bayi bisa terganggu sehingga bayi bisa kesulitan bernapas.
Pada akhirnya, menjalani persalinan sangat tergantung oleh kehendak-Nya. Orang tua hanya bisa berikhtiar menjalani proses dengan sebaik-baiknya. Pada awalnya, saya pun takut menjalani proses melahirkan caesar. Membayangkan perut dibuka, lalu pemulihan yang lama sudah membuat saya tak bernyali. Ditambah riwayat vertigo yang menyebabkan saya sensitif terhadap anastesi, membuat saya enggak berpikir operasi caesar adalah pilihan terbaik.
Seseram Itulah Menjalani Proses Melahirkan Caesar
Saat melihat kondisi pada waktu itu, pilihan saya adalah menjalani prosedur yang saya takuti atau mempertaruhkan kesehatan dan keselamatan bayi saya. Dengan berserah diri, saya mengiyakan opsi dari dokter dan saat itu juga, dokter langsung melakukan tindakan operasi.
Saya dilarang makan apapun sejak itu, sementara dokter mempersiapkan diri. Sebelum operasi dilakukan, saya diinfus antibiotik, katanya sih untuk menghindari infeksi pasca operasi. Setelah itu, saya dibawa ke ruang tindakan, lalu saya disuntik epidural. Itu lho... anastesi yang disuntik di tulang belakang, yang membuat bagian perut ke bawah saya terasa kebas. Terus terang, saya takut banget, waktu disuntik epidural. Sampai salah satu dokter residensi memeluk saya untuk menenangkan.
Setelah proses anastesi, operasi dijalankan. Alhamdulillah lancar dan cepat banget. Seingat saya, sampai si bungsu keluar, prosesnya enggak sampai 15 menit. Namun, proses menutup luka operasinya yang lama. Kira-kira keseluruhan proses melahirkan caesar berjalan sekitar 30-45 menit. Saat operasi berlangsung, saya juga sempat gatal-gatal. Kata dokter, itu reaksi terhadap anastesi yang normal terjadi. Beberapa orang bahkan mengalami pusing serta mual dan muntah. Ada juga yang mengalami menggigil luar biasa.
![]() |
Akhirnya, setelah perjuangan hampir sepekan, Alhamdulillah resmi jadi mamak anak tiga |
Lalu, intinya seram atau enggak?
Kalau disuruh memilih, jika bisa melahirkan secara normal, saya akan memilih melahirkan normal dibanding menjalani proses melahirkan caesar. Saat proses mengeluarkan bayi, operasi caesar memang cepat dan minim rasa sakit. Namun, saat pemulihannya, MasyaAllah... sakit euy.... Hari pertama, saya enggak bisa melakukan apapun selain rebahan terlentang. Setelah sepekan saya baru bisa melakukan aktivitas secara mandiri. Saya angkat jempol deh buat ibu-ibu yang bisa dengan legowo menjalani proses melahirkan caesar.
Akan tetapi, sekali lagi, kita cuma bisa berikhtiar dan berharap. Allah yang menentukan kita akan melahirkan dengan cara apa. Jadi, kalau memang ada kondisi yang enggak memungkinkan, jangan ngeyel dengan keinginan pribadi dan berisiko terhadap keselamatan buah hati.
Biaya Persalinan Cesar
Sudah jadi rahasia umum deh kalau biaya persalinan itu enggak sedikit. Saya cukup beruntung karena 90% biaya persalinan saya ditanggung kantor suami. Apalagi enggak ada prediksi untuk caesar sama sekali. Tentunya biaya yang kami keluarkan jadi di luar prediksi kami.
Saya dengar cerita beberapa teman yang punya pengalaman melahirkan caesar dengan bpjs, meskipun ditanggung biayanya, namun kita hanya bisa mendapatkan obat generik dan prosesnya juga agak berbelit. Ini mungkin pengalaman subjektif ya, kalau ada yang punya pengalaman berbeda, boleh lho saya minta masukannya di kolom komentar.
Saya merasa kondisi saya jauh lebih baik karena enggak harus terlalu pusing untuk biaya persalinan. Kebetulan ketiga anak saya dilahirkan di Rumah Sakit Hermina. Secara garis besar, rumah sakit ini tipe yang di tengah-tengah sih... enggak terlalu murah, tapi juga masih banyak yang jauh lebih mahal. Pelayanannya pun standar saja, baik tapi enggak istimewa. Kalau dijabarkan, biaya melahirkan di Hermina, kira-kira sebagai berikut:
![]() |
Biaya persalinan normal dan caesar di Rumah Sakit Hermina Bogor |
Dengan perkiraan biaya tersebut, semoga Moms bisa mendapat gambaran ya, kira-kira budget yang harus Moms sediakan untuk persalinan berapa banyak.
Jadi, begitulah kira-kira pengalaman saya menjalani proses melahirkan caesar. Banyak hal yang perlu dipersiapkan sebelum menjalani persalinan, baik itu persalinan normal maupun menjalani proses melahirkan caesar. Selain persiapan penting sebelum persalinan seperti peralatan ibu dan bayi, mempersiapkan mental ibu serta dana cadangan juga penting untuk dilakukan. Enggak perlu jadi beban pikiran juga sih, Moms, yang terpenting adalah berusaha menjaga kesehatan diri dan janin serta berserah kepada Allah. Apapun proses persalinan yang Moms jalani, Anda tetaplah ibu yang istimewa.
Normal ataupun caesar, semua IBU itu HEBAATTTT!
BalasHapusMasyaAllah TabarokAllah, semoga adek bisa jadi generasi yg sholih, membanggakan agama, nusa dan bangsa, Aaamiiin
Wah iya, jadi teringat waktu baby lahir 8 bulan lalu, saya rasa tiap kali melahirkan selalu saja ada cerita yang unik, lucu atau mendebarkan ya karena kita juga samaan, sama2 ibu beranak 3 hehe..
BalasHapusIya benar, kita hanya bisa berikhtiar, kalau memang harus operasi ya harus dijalani :)
BalasHapusSaya merasakan keduanya - kontraksi secara normal dan induksi, memang benar yang induksi jauh lebih sakit. Alhadmulillah setelah induksi bisa melahirkan normal.
Adik saya diinduksi, seperti Mbak ini, dua hari gak berhasil induksinya, akhirnya operasi caesar.
Setiap ibu punya perjuangan masing-masing. Alhamdulillah bisa merasakan menjadi ibu :)
Kakakku juga melahirkan kedua anaknya melalui operasi Caesar. Daku sempat menemani yang pas anaknya yang kedua, dan menurutku walau memang akhirnya dengan Caesar yang penting anak dan ibunya sehat ya mbak
BalasHapusSemua pasti inginnya normal ya mb...tapi kalau takdir menghendaki beda, kita bisa apa. Yang penting ibu dan bayi sehat semua. Memang persalinan harus siap dengan segala kemungkinan yang bisa terjadi..
BalasHapusYa ampun persalinan normal sekarang puluhan juta?
BalasHapusDulu ((dulu))sekitar 5 juta :D :D
Nyuruh anakku nabung yang kenceng ah, kan ngga lucu kalo kepaksa caesar dan ga bisa bayar :D
Setiap kali denger cerita ibu yang melahirkan caesar aku jadi makin takjub. Sehat-sehat terus mbak dan keluarga!
BalasHapusBiaya melahirkan caesar cukup tinggi ya, Mbak. Setiap proses persalinan pasti ada enak dan nggak enaknya jadi nggak ada yang lebih baik selama keselamatan dan kesehatan ibu dan bayi menjadi prioritas utama. Selamat atas kelahirannya, Mbak. Semoga si kecil selalu sehat dan tumbuh menjadi kebanggaan keluarga.
BalasHapusYaa Allah, membaca ini saya jadi merinding, mbak. Begitu berat ya perjuangan para ibu, baik itu melahirkan secara normal maupun caesar. Kemarin saya disarankan oleh dokter untuk melakukan operasi penyakit yg ada di rahim saya, katanya hampir sama dengan operasi caesar, dan yg paling saya takuti adalah suntik epidural itu.. katanya sakit banget ðŸ˜
BalasHapusTp Alhamdulillah, dokter menemukan treatment lain, jadi ga perlu di operasi dulu.
Semoga kita semua sehat-sehat ya mbak 🤗
Masya Alloh.
BalasHapusPerjuangan perempuan demi sebuah kehidupan baru yaitu kehidupan putra putrinya memang luar biasa.
Buat saya, melahirkan secara normal maupun caesar, semua perempuan sama luar biasanya.
Cinta untuk semua perempuan dan ibu di seluruh dunia.
Lahiran kemarin ini saya malah sudah akan diangkut ke meja operasi, semua sudah siap sidah gabti baju juga, tapi dokternya terlambat sekitar 5 menit dari jadwal karena macet eh bayinya tiba2 brojol hehehhee
BalasHapusKebetulan kemarin saya melahirkan secara normal. Mulai kontraksi jam 9 malam dan lahir pukul 10.40 paginya. Saat mendengar air ketuban pecah 'pyoh' gitu luar biasa leganya. Apalagi sewaktu imd sama sekali ga percaya saya udah jadi ibu. Rasanya bahagia teh apalagi setelah diperbolehkan pulang. Tapi, begitu sampai rumah kok belum bisa pipis, mendadak galau. Jadi bisa ditotal ada mungkin 2 minggu saya ga bak karena ternyata mengalami pembengkakan kantong kencing. Rasanya, aduhai sekali. Yah, pada akhirnya kita hanya bisa usaha dan pasrah dengan setiap ketentuanNya.
BalasHapusLuar biasa ya mbak perjuangan seorang ibu. Nggak kebayang induksi selama itu kemudian harus Cesar. Sy juga termasuk penakut sekali mbak.. Waktu lahiran mau diinfus aja sy nangis.. Takut banget sama jarum :(
BalasHapus