Ketika kecil, di rumah orang tua saya banyak sekali kupu-kupu. Lumrah sekali melihat mereka berterbangan di halaman rumah, hinggap di antara tetumbuhan dengan warna-warna sayap yang beragam. Salah satu favorit saya adalah kupu-kupu gajah- yang saat saya dewasa baru mengetahui bahwa kupu-kupu ini ternyata seekor ngengat. Rentang sayapnya yang nyaris 25 senti sukses membuat kami, para bocah ini, terpana. Gede banget! Tetapi, itu cerita nyaris 30-an tahun yang lalu. Bahkan ketika saya di bangku SMA, saya sudah jarang sekali melihat ngengat raksasa ini terbang liar di sekitar rumah. Ngengat ini konon memang lebih aktif di malam hari. Sayapnya yang berwarna coklat dan hitam juga mudah tersamar di antara pepohonan. Sayangnya, saya sangsi tidak melihatnya lantaran ia baru keluar pada malam hari. Lha wong di sepanjang kompleks nyaris sudah tak ada lagi lahan terbuka dengan pepohonan dimana kupu-kupu gajah ini biasa tinggal. Dahulu ada beberapa titik lahan luas dengan pepohonan ya