
Punya hobi itu memang asyik. Melakukan aktivitas yang kita sukai tanpa beban tentu bisa mengurangi stres. Belakangan hobi juga bisa menghasilkan. Daripada berhobi sekadar bersenang-senang, kini hobi dikelola agar menghasilkan cuan. Yup! Hobi jadi bisnis, kenapa enggak? Namun, masalahnya, apa iya semua hobi harus jadi bisnis?
Hobi: Leisure atau Presure?
Konon kalau mau menikmati berbisnis, bangunlah bisnis yang sesuai hobi. Agar saat kita mengalami jatuh bangunnya berbisnis, kita pantang menyerah karena memperjuangkan apa yang kita sukai. Kalau pendapat saya pribadi, menjadikan hobi jadi bisnis berarti bersiap untuk kehilangan kenikmatan melakoni hobi, karena dalam melakukan hobi harusnya jadi happy. Namun, ketika ada motif materi, tentu ada target yang ingin diraih, risiko gagal mulai menghantui. Akhirnya, melakukan hobi yang tadinya bisa dinikmati, mulai berbuah tekanan. Kita pingin berhobi, tapi enggak ingin stagnan.
Rasanya mungkin enggak akan setertekan kalau kita melakukan pekerjaan yang enggak kita sukai sih. Tetapi jujurlah... tekanan itu pasti ada. Contohnya saya dalam hal menulis dan ngeblog. Berawal dari ingin fun menulis, sekarang mulai lebih berambisi untuk meraih sesuatu. Enggak melulu materi, tetapi ingin tulisan saya memikat hati tentu wajar saja terjadi. Dulu menulis untuk diri sendiri, sekarang mulai berpikir bagaimana bisa lebih banyak menarik atensi.
Baca juga: TIPS TETAP HAPPY DI TENGAH PANDEMI
Menulis agar orang mau membaca, bukan cuma untuk memuntahkan apa yang mengganjal di dada. Akhirnya, menulis yang sebelumnya saya nikmati karena nothing to lose, mulai memberikan tekanan. Apa saya masih menikmati kegiatan menulis? Tentunya masih. Bedanya hanya saat ini ketika saya bosan menulis, saya enggak bisa begitu saja berhenti. Kenapa? Karena saya mempertaruhkan usaha yang telah dilakukan di waktu-waktu sebelumnya. Saya harus terus produktif, meski ide mampet atau sedang muak menulis.
Ketika melakukan hobi dengan tujuan menambah penghasilan, bisa dibilang kita sedikit kehilangan kesenangan. Idealisme dan kesukaan pribadi enggak bisa selalu dipertahankan, karena ada konsumen yang ikut menikmati hasil hobi kita. Sekarang lagi ngetren banget bikin konten, terus bikin lah kita konten yang sesuai banget nih sama kesukaan kita, tapi sayangnya enggak semua paham tentang itu. Contohnya bikin konten tentang budidaya ulat sutera, ya iya sih setiap produk pasti ada pasarnya, tapi berapa banyak orang yang bakal budidaya ulat sutera? Atau kita jual barang yang enggak banyak orang pakai dan butuh, tentu kita enggak bisa mengharapkan orang ramai datang ke lapak kita, meski apa yang kita jual itu "gue banget". Akhirnya kita harus memilih diantara dua pilihan, mengikuti pasar dan mengorbankan idealisme atau tetap keukeuh meski harus rela lapak kita sepi peminat.
Jadi, salah nih bikin hobi jadi bisnis?
Enggak dong! Justru bisa bikin hobi jadi bisnis itu bagus banget. Sekarang berbisnis sesuai hobi bukan hanya bisa menambah penghasilan, bahkan bisa jadi profesi. Tetapi, ya itu tadi, bersiaplah untuk di satu saat ada titik dimana kita enggak menikmati hobi kita seperti sebelumnya. Titik di mana kita justru menghindar untuk melakukan apa yang begitu kita sukai sebelumnya. Di situlah kita harus punya kemampuan untuk bertahan dan tetap konsisten. Bahkan mungkin kita perlu berpikir untuk mencari hobi lain yang menyenangkan hati.
Milikilah Hobi "Just For Having Fun"
Saya pernah baca di salah satu artikel, katanya kalau kita enggak bisa memanfaatkan hobi jadi bisnis, berarti hobi kita enggak berfaedah. Apa iya? Faedah atau enggak itu tergantung dari mana sisi kita melihat dan berapa banyak hal positif yang bisa kita peroleh. Hobi berfaedah enggak harus selalu menghasilkan cuan. Hobi yang tulus dilakukan untuk menambah energi positif dalam diri juga bisa disebut berfaedah. Intinya asal enggak merugikan diri dan orang lain, punya hobi yang "just for having fun" itu boleh banget.
![]() |
Ibarat orang bersuara fales yang hobi nyanyi, dua hobi ini adalah hobi yang saya pertahankan untuk senang-senang. Meski hasilnya ya gitu deh, tapi enggak apa-apa, yang penting saya happy :) |
Nonton drakor berfaedah? Mungkin bakal ada yang nyinyir demikian. Kalau saya melihat hobi nonton drakor, bisa jadi faedah bisa jadi enggak. Nonton drakor untuk diulas di blog dan dibahas insight-nya, kenapa enggak? Meski namanya cerita fiktif, pasti ada bagian bolong yang enggak masuk di akal, drama korea banyak juga bawa pesan yang positif. Kalau nontonya cuma buat senang-senang? Boleh saja, tinggal diatur porsinya. Saya sendiri enggak terlalu kuat nonton drakor terlalu lama, apalagi yang episodenya panjang. Biasanya banyak saya lewati karena bosan. Karena nonton drakor itu memang memakan waktu banyak banget sih. Jadi, pastikan kendali ada di diri kita. Apa iya perlu begadang buat marathon? Kalau menurut saya sih jangan gitu-gitu amat,hehe. Sayang kan waktunya.
Kesimpulan
Buat saya pribadi, punya beberapa hobi itu perlu. Ada yang saya tekuni dan kembangkan untuk dapat manfaat yang lebih luas. Ada juga yang saya lakukan untuk sekadar bersenang-senang. Memiliki hobi untuk bersenang-senang itu penting untuk menjaga kewarasan dan memiliki hobi yang menghasilkan itu juga perlu agar kebermanfaatannya lebih terasa. Sekarang, saya enggak menyebut menulis sebagai hobi, tetapi profesi yang saya cintai. Karena saya ingin mempertahankan hobi sebagai hal yang saya cintai sekaligus memberi warna dan semangat berbeda dalam hidup saya. Enggak peduli apakah orang akan suka, enggak peduli apa saya akan mahir melakukannya, yang terpenting saya bahagia dan menikmatinya. Kalau saya bosan, saya tinggal menghentikan hobi saya. Enggak perlu khawatir dengan penilaian orang, yang penting happy.
Jadi, apa nih hobi "just for having fun" Anda?
Awalnya hobi yang saya tekuni, lalu jadi bisnis yang saya cintai. Ini saya banget :D
BalasHapusIya setuju, semua boleh jadi hobi , asal ada kendali, agar tak membawa rugi :D
Sepakat. Sslama ini kalau mengerjakan sesuatu yang sesuai dgn passion biasanya kita lebih nyaman, bahagia dan fokus. Jd kenapa ngga kalau hobi dijadikan bisnis? Hehe
BalasHapusYup selalu ada sisi lain dari hobby yang bisa diulik
BalasHapusSeperti saya hobi masak, ngga bisa bisnis masak ya jadi food blogger 😀😀
Berbisnis dari sebuah hobi sudah saya jalani semenjak pensiun jadi kuli di 2007. Alhamdulillah dengan ketekunan dan kegigihan, pelan tapi pasti, bisnis dari hobi ini sudah memberikan efek finansial yang baik.
BalasHapusJadi bisnis dari hobi bisa kok kita jalani. Intinya adalah tekun berikhtiar dan konsisten
Hobi jadi bisnis, ini yang lagi coba saya geluti. Tapi msh mood2an jg sih. Kalau ada barang, saya jualin
BalasHapus